Pada hari Rabu (16/08/23) diadakan Sidang Tahunan Bersama DPR-RI, MPR-RI, DPD-RI beserta dengan jajaran Pemerintah dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia yang dilangsungkan di Gedung DPR MPR RI, Senayan, Jakarta. Sidang Tahunan ini dihadiri oleh Ketua DPR-RI beserta jajaran, Ketua MPR-RI beserta jajaran, Ketua DPD-RI beserta jajaran, dan seluruh pejabat-pejabat nasional. Sidang tahunan ini juga dihadiri oleh ratusan undangan yang berasal dari putra-putri terbaik Indonesia dari 34 Provinsi dari berbagai lembaga negara.
Dalam kesempatan ini, Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan pakaian tradisional Maluku Utara "Tanimban". Perlu diketahui bahwa Presiden Joko Widodo selalu mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia berbeda-beda setiap tahunnya.
Sidang tahunan ini dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, mengheningkan cipta dan sambutan yang disampaikan oleh Ketua MPR-RI Dr. H. Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A. Setelah itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraannya.
Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa hal yang dijabarkan sebagai berikut:
- Memasuki tahun politik, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa dalam menentukan capres dan cawapres RI bukan wewenang "Pak Lurah" (Presiden). Sebab presiden bukanlah ketua dari Parpol tertentu ataupun pejabat dari Parpol tertentu.
- Banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh Presiden, dengan adanya media sosial sangat mudah untuk disampaikan kepada presiden. Presiden menyatakan bahwa "polusi budaya" di Indonesia sangat merusak nurani bangsa Indonesia untuk bersatu.
- Indonesia punya peluang untuk menuju Indonesia Emas 2045 dan menjadi salah satu yang terbaik di Asia, tinggal apakah kita mau bergerak maju atau justru membuang energi yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini.
- Di tengah kondisi dunia bergejolak, Pancasila mampu mempersatukan berbagai macam perbedaan.
- Indonesia harus menjadi negara yang mampu mengelola segala sumber daya yang dimiliki dengan cara hilirisasi, dengan memanfaatkan teknologi yang terbarukan.
- Kepemimpinan ke depan sangat menentukan masa depan Indonesia untuk 5 tahun ke depan. Pertanyaannya, apakah sanggup untuk meneruskan pemerintahan bangsa ini? Yang perlu dilakukan adalah "Lari Marathon" untuk mencapai Indonesia Emas.
- Tantangan ke depan tidak akan mudah, pilihan akan semakin sulit, dibuthuhkan kepercayaan diri. Maka menurut presiden, harus memiliki public trust (kepercayaan publik) untuk dapat menyalurkan hal tersebut. Seorang pemimpin juga harus mendapat dukungan dari komponen seluruh bangsa.
- Di akhir pidato, presiden mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, DPR, MPR, DPD, MA, MK, dan seluruh lembaga-lembaga lainnya yang telah membantu dalam mengupayakan keadilan dan kesejahteraan Indonesia.
Akhir kata, DIRGAHAYU YANG KE-78 REPUBLIK INDONESIA. MERDEKA!!!